Cari Blog Ini

Kamis, 15 Juli 2021

PRODUK BUDAYA HASIL INDONESIA & FILOSOFINYA

BERBAGAI PRODUK BUDAYA HASIL INDONESIA & FILOSOFINYA





TARI KECAK

Bali merupakan tempat wisata yang sudah tersohor di luar negeri. Budayanya yang sudah terkenal yakni Tari Kecak. Tari Kecak adalah sebuah tarian yang dibawakan sebagai sendratari yang dipertunjukan massal dan terdapat unsur drama di dalamnya. 

Tari ini tergolong sendratari karena dari keseluruhan pertunjukan akan menggambarkan seni peran dari cerita pewayangan seperti tokoh Rama dan Sinta. Selain itu juga mempertontonkan kekebalan fisik para penarinya yang tidak terbakar api. Tari ini juga khusus digunakan untuk ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Tari Kecak menggunakan teriakan 'cak cak ke cak cak ke' sebagai musik pengiring. Oleh karena itulah tari ini disebut Tari Kecak. Di tahun 1930-an, seniman Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman bernama Walter Spies menciptakan tarian kecak. Tarian ini terinspirasi dari ritual tradisional yang dilakukan masyarakat Bali yang kemudian diadaptasi dalam cerita Ramayana dalam kepercayaan Hindu untuk dipertontonkan sebagai pertunjukkan seni saat turis datang ke Bali. Tari kecak biasanya dilakukan oleh puluhan laki-laki bertelanjang dada dan mengenakan kain kotak-kota di pinggang hingga atas dengkul. Tari kecak pertama kali dipentaskan di beberapa desa saja salah satunya adalah Desa Bona, Gianyar. Namun berkembang ke seluruh daerah di Bali dan selalu dihadirkan saat kegiatan-kegiatan seperti festival yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta.







TARI LEGONG


Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya luwes atau elastis dan kemudian diartikan sebagai gerakan lemah gemulai (tari). Dan  "gong" yang artinya gamelan.

 Legong adalah salah satu tarian klasik daerah Bali. Tari Legong bali termasuk kedalam tarian yang memiliki pembendaharaan gerak sangat kompleks. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.








TARI SAMAN

Tari Saman telah berhasil menjadi ikon kebanggaan
Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Tarian tersebut telah mendunia, karena didukung pula oleh keputusan UNESCO yang menyatakan Tari Saman sebagai warisan budaya.

 Tarian yang  berasal dari Suku Gayo Aceh Tenggara ini sering ditampilkan pada festival dan pertunjukan kesenian di penjuru dunia. Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa penting dalam adat. Syair yang digunakan dalam Tari Saman menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Gayo. Beberapa literatur menyebutkan bahwa Tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo. Tari Saman termasuk salah satu tarian yang unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan anggota tubuh bagian atas. Tari ini diakui dan masuk ke dalam daftar warisan budaya oleh UNESCO sebagai warisan budaya bukan benda.








TARI PENDET

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang
 banyak dipertunjukkan di pura. Tari Pendet melambangkan
 penyambutan atas turunnya dewata ke dunia. 

Perkembangan tari ini sangat pesat, sehingga para seniman Bali menggubah Tari Pendet yang semula menjadi tari
 penyambutan terhadap para dewa, menjadi tari ‘ucapan selamat datang’ dan tetap mempertahankan nilai religius
yang dikandungnya. 

Pencipta Tari Pendet versi modern adalah I Wayan Rindi. Tidak seperti tari lain yang memerlukan pelatihan intensif, setiap orang dapat menarikan Tari Pendet, baik  pemangku pria ataupun wanita yang sudah dewasa maupun yang masih gadis.









TARI KIPAS

Tari Kipas merupakan seni tari yang berasal dari wilayah Gowa,  Propinsi Sulawesi Selatan. Dalam bahasa daerah di Gowa kata “Pakarena” berasal dari kata “Karena” yang memiliki arti “Main”. Tarian Kipas sendiri sudah menjadi kebiasaan masyarakat Gowa dan menjadi bagian budaya masyarakat Gowa yang dulunya adalah bekas Kerajaan. Menurut sejarah yang berkembang di kalangan masyarakat Gowa serta cerita secara turun temurun, tari Kipas berawal dari kisah penghuni negeri khayangan yang berpisah dengan penghuni Bumi pada dahulu kala. Sebelum mereka berpisah, para penghuni kahyangan mengajarkan ilmu pengetahuan bermanfaat tentang cara bertani, beternak serta berburu agar penduduk bumi hidup sejahtera. Cara ini diajarkan melalui gerakan-gerakan tari melalui badan dan kaki yang diperagakan oleh penghuni Kahyangan. Gerakan-gerakan tersebut kemudian dihapalkan oleh penghuni Bumi sebagai ritual untuk mengucap terimakasih kepada penghuni Kahyangan karena telah mengajarkan cara bertani, beternak dan berburu.

Gerak tari yang lemah gemulai banyak dituangkan dalam gerakan tari Kipas yang melambangkan sifat para wanita Gowa yang ramah, sopan, patuh, lembut dan hormat kepada laki-laki khususnya suami mereka. Tari Kipas sebetulnya dibagi menjadi 12 jenis meskipun sekilas sulit dibedakan oleh orang biasa karena pola gerak tari dimana satu bagian mirip dengan bagian tari lainnya.






TARI JAIPONG

Tari Jaipong adalah salah satu kesenian tradisional Jawa Barat yang sangat populer di Indonesia. Tari Jaipong ini merupakan penggabungan beberapa seni tradisional seperti pencak silat, wayang golek, ketuk tilu dan lain – lain. Tarian ini sering di tampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu besar dan festival budaya.
Menurut sejarahnya, Tari Jaipong ini merupakan tarian yang di ciptakan oleh seniman bernama H. Suanda dari Karawang. Tarian ini mulai di populerkan pada tahun 1976 melalui media kaset dengan nama “Suanda Grup”. Pada saat itu masih menggunakan instrument sederhana sebagai pengiringnya seperti gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden. Melalui media kaset rekaman tersebut ternyata mendapat respon yang baik dari masyarakat Karawang sehingga tarian ini menjadi sarana hiburan bagi masyarakat disana.
Tarian Jaipong ini mulai di kenalkan ke masyarakat bandung  oleh seniman bernama Gugum Gumbira, dengan tujuan mengembangkan tarian asal karawang ini di kota bandung. Dengan terinspirasi dari berbagai kesenian sebelumnya seperti ketuk tilu, kliningan dan juga tari ronggeng, Gugum Gumbira mengemas tarian tersebut menjadi pengembangan dari Tari Jaipong.
Pada pertunjukannya, tarian ini  biasa di mainkan oleh para penari secara perorangan, berpasangan atau berkelompok. Gerakan dalam tarian ini merupakan tarian atraktif dengan gerakan yang dinamis. Dengan gerakan dominan antara tangan, bahu, pinggul yang di gerakan secara lincah dan dinamis. Pada saat menari secara berpasangan atau berkelompok, penari menari menari dengan gerakan yang padu antara penari satu dengan penari lainnya. Selain itu barisan atau formasi yang di lakukan secara berpindah – pindah akan menambah keindahan pada tarian tersebut. Dalam pertunjukan tari juga di iringi dengan music tradisional degung dengan alat music seperti kendang, gong, saron, kecapi dan lain – lain.
Busana yang di gunakan dalam tarian jaipong ini biasanya menggunakan kebaya berwarna cerah dan bawahan berupa kain jarit bermotif batik. Busana yang di gunakan pada tarian ini biasanya menggunakan ukuran longgar, terutama pada bagian bawah karena di sesuaikan dengan gerakannya yang lincah dan dinamis. Pada bagian kepala biasanya menggunakan sanggul yang di hias dengan hiasan seperti mahkota dan juga bunga untuk menambah kecantikan para penarinya. Selain itu penari juga di lengkapi dengan selendang yang di gunakan untuk menari sehingga terlihat sangat anggun.

Tari Jaipong ini menjadi salah satu simbol kesenian Jawa Barat. Tarian ini sering di tampilkan pada acara hiburan, penyambutan tamu besar dan festival budaya. Seiring dengan perkembangannya, tarian ini telah di modifikasi dengan berbagai kreasi gerakan dan juga kostum atau attribute yang di gunakan dalam menarinya. Perubahan dilakukan agar tarian tersebut terlihat menarik, namun tidak meninggalkan pakem atau keasliannya.







REOG PONOROGO

Reog adalah sebuah pertunjukan yang berasal dari Jawa Timur bagian barat laut, dan Kota Ponorogo dianggap sebagai kota asal reog yang sebenarnya. Gerbang Kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil ketika pertunjukan reog dibawakan. Reog adalah salah satu kebudayaan di Indonesia yang masih kental dengan hal-hal berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Reog modern biasanya ditampilkan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar nasional. Jika berhubungan dengan pernikahan, adegan yang ditampilkan adalah adegan  percintaan, sementara untuk khitanan, kisah yang diambil  berasal dari cerita pendekar. 

Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Dalam pementasan reog, selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan), terkadang ada interaksi dengan penonton.Seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Adegan yang paling dinanti oleh penonton adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng  berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini  bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Untuk dapat membawa topeng ini dengan kuat, selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.






RUMAH JOGLO

Rumah joglo merupakan bangunan arsitektur tradisional  jawa tengah, rumah joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama  penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru.

Susunan ruangan pada Joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu ruangan
 pertemuan yang disebut pendhapa, ruang tengah atau ruang pringgitan, dan ruang belakang yang disebut dalem atau ruang keluarga. Seiring perkembangan waktu banyak rumah joglo di redesign untuk keperluan tempat tinggal yang lebih modern namun tidak meninggalkan filosofinya tradisi rumah joglo tersebut.








BATIK

Setiap orang Indonesia pasti mengenal batik, baik yang
tradisional maupun yang telah diciptakan kembali dengan corak modern. Batik dihasilkan dengan cara menuliskan lilin panas ke atas kain dengan menggunakan canting. Batik biasanya digambar di atas kain katun atau kain sutera. Kain batik telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga hari ini dengan berbagai macam motif dan kreasi.

Batik adalah proses desain tradisional yang memanfaatkan teknik pewarna resist. Batik Indonesia sangat terkenal dengan para pengrajin di sini diyakini memiliki keterampilan yang hebat dan banyak pengetahuan mengenai pola Batik. Karena makna budaya dari teknik desain ini, UNESCO telah menetapkan Batik Indonesia sebagai Mahakarya Warisan Lisan dan Tak Benda Kemanusiaan.


Menurut Prof. Yohanes Surya, Ph.D., ahli fisika asal Indonesia, corak yang terdapat dalam
kain batik adalah lukisan tentang alam dan dinamikanya. Berbeda dengan para pelukis dengan media kanvas yang melukis suasana alam seperti yang dilihatnya, para pelukis batik melukis keadaan alam dari sudut pandang yang lebih dalam. Para pelukis batik mencari pola dasar dari suatu fenomena yang dilihatnya, kemudian menambahkannya dengan beberapa aturan sederhana. Atas dasar itulah, perlu suatu kejeniusan untuk melihat pola dasar yang ada di alam dan mencari aturan tersebut.






WAYANG

Wayang merupakan budaya Indonesia yang sudah tersohor. Bahkan Wayang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada tahun 2003 dan telah dikenal luas oleh masyarakat dunia. Bahkan orang asing belajar wayang. Wayang adalah seni pertunjukan yang dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi musik gamelan serta suara seorang pesinden. Kisah yang diceritakan dalam lakon pewayangan tentang Petruk, Semar, Bagong, dan Gareng. 

Asal Usul Wayang Ditinjau dari sejarah yang ada, asal usul wayang dianggap telah hadir semenjak 1500 tahun sebelum Masehi. Wayang lahir dari para cendikia nenek moyang suku Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa. Pada periode selanjutnya, penggunaan bahan-bahan lain seperti kulit binatang buruan atau kulit kayu mulai dikenal dalam pembuatan wayang. Adapun wayang kulit tertua yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke 2 Masehi. 

Perkembangan wayang terus terjadi. Cerita-cerita yang dimainkan pun kian berkembang. Adapun masuknya agama Hindu di Indonesia pun telah menambah khasanah kisah-kisah yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Kisah Mahabrata dan Ramayana merupakan 2 contoh kisah yang menjadi favorit pada zaman Hindu Budha di masa itu. Kedua epik ini dinilai lebih menarik dan memiliki kesinambungan cerita yang unik sehingga pada abad ke X hingga XV Masehi, kedua kisah inilah justru yang menjadi cerita utama dalam setiap pertunjukan wayang.






KERIS

Keris merupakan senjata tradisional asli Indonesia yang diyakini mengandung kekuatan supranatural. Raja-raja di Nusantara pada zaman dahulu menjadikan keris sebagai senjata pusaka.

Keris telah digunakan sejak abad ke-9 dan dibuat oleh para pengrajin yang disebut mpu. Bilah pisau pada keris dibuat dari campuran beberapa logam, sementara gagangnya dibuat dari tulang, tanduk, atau kayu.


Pada zaman dahulu, logam pembuat keris diambil dari meteor yang jatuh ke bumi. Para
peneliti sempat menyebutkan bahwa keris kuno mengandung unsur titanium, yakni suatu bahan yang baru digunakan pada abad 20 sebagai pelapis kendaraan luar angkasa. Akan tetapi, para mpu ternyata telah terlebih dahulu menggunakan bahan tersebut sebagai bahan pembuat keris.






ANGKLUNG

Angklung adalah alat musik bernada ganda yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat. Angklung selama ini dikenal sebagai alat musik khas daerah Jawa Barat. Menggunakan bahan dasar bambu, angklung dimainkan dengan cara digetarkan sehingga benturan antara pipa bambu dengan tiangnya akan menghasilkan bunyi tertentu. Ada 2 laras (titi nada) dalam angklung, yakni laras slendro dan pelog.

Pada awalnya, Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri supaya turun
ke Bumi, sehingga tanaman padi dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, angklung juga dikenalmasyarakat sebagai penggugah semangat rakyat ketika bertempur pada masa peperangan di tanah air. Itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda pada masa itu sempat melarang penggunaan angklung. Angklung telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai bagian dari warisan  budaya.




MATKUL (SEMESTER 2) ILMU SOSIAL DASAR#