Cari Blog Ini

Selasa, 16 Maret 2021

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

menggambarkan sudut pandang manusia dan kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.

Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan kita sadri manusia merusak kebudayaan yang telah diciptakannya itu. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia Hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.

kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative. Oleh karena itu manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif)

sebagai contoh saya akan menggambarkan sudut pandang manusia dan kebudayaan dari kota karawang

PROFIL

kabupaten karawang banyak mendapat julukan seperti kota pangkal perjuangan,kota industri,dan kota lumbung padi, selain itu kota karawang sangatlah kompleks dari kultur,budaya,seni,peristiwa,dan sejarah. Kabupaten Karawang merupakan wilayah pesisir pantai utara Jawa bagian barat dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Kabupaten Karawang terletak di titk koordinat 107o02 – 107o40 BT dan 5o562 – 6o34 LS. Berdasarkan data historis, Kabupaten Karawang disimpulkan memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Penelitian menunjukkan bahwa Karawang berawal dari sebuah emporium (pelabuhan) yang bernama Ko-ying, yang kemudian masuk ke dalam kekuasaan Kerajaan Tarumanagara pada abad 3 – 6, dan diteruskan oleh Kerajaan Sunda pada abad 7 – 15. Berita Portugis yang tercantum dalam Decadas da Asia mencatat bahwa Karawang merupakan salah satu pelabuhan utama milik Kerajaan Sunda (Pajajaran) yang berpusat di Pakuan (Bogor).

CORAK BUDAYA

Kebudayaan Karawang yang telah terbentuk selama ribuan tahun menampilkan corak khas yang menunjukkan adanya akulturasi budaya yang kuat. Hal itu didasari oleh lokasi Karawang yang strategis, dan disinggahi banyak orang dari berbagai latar belakang yang berbeda sehingga sejak dulu Karawang sudah menjadi kota penuh warna dengan percampuran bahasa, adat istiadat, dan keyakinan. Meskipun secara umum kebudayaan Karawang lebih didominasi oleh Sunda, tetapi kebudayaan seperti Jawa, Cina dan Melayu juga berkembang cukup baik di Karawang. Latar belakang percampuran berbagai kebudayaan yang berbeda seperti itu pada akhirnya menjadikan Masyarakat Karawang sebagai Masyarakat Egaliter, Demokratis dan Toleran. Semua jenis kebudayaan dan seni berkembang tanpa ada gejolak, baik yang berasal dari Sunda, Jawa, Cina ataupun Melayu. Seni Barongsai dapat berpadu harmonis dengan Seni Sisingaan. Ritual Sunda Kuno seperti babarit dan Hajat Bumi dilaksanakan dalam balutan ke-Islaman yang kental.

Kabupaten Karawang memiliki banyak keragaman budaya tradisional dan ritus adat yang berkaitan erat dengan latar belakang budayanya sebagai Masyarakat Agraris. Budaya penghormatan kepada Sri Pohaci banyak mempengaruhi prosesi ritual sebagian masyarakat Karawang, dan menjadi bagian tak terpisahkan bagi kehidupan    sehari – hari sebagian orang. Dengan kondisi alam Karawang yang subur dan banyak dipergunakan menjadi pertanian, maka budaya agraris dengan pengaruh keyakinan Sunda Kuno berkembang luas di berbagai pelosok Kabupaten Karawang.

OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN

·        MANUSKRIP

Manuskrip yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Damarwulan, Gempol Kolot, Kitab Kuno Jurumi’ah, Wawancara Kiansantang, Naskah Syech Abidin Ciranggon, Naskah Surat Al-Zaljala, Babad Karawang, Jajaluk Sunda, dan Manggung Jaya

GEMPOL KOLOT


·        TRADISI LISAN

Tradisi lisan yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Mitos Larangan Makan Kepala Ayam, Aya Gempa, Mantra, Minta Turun Hujan dan lain sebagainya.


·        ADAT ISTIADAT

Adat Istiadat yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya meliputi adat pernikahan, adat syukuran, adat kematian, kehamilan, adat pertanian, dan melahirkan. Adat isitiadat tersebut diantaranya adalah Babaritan, Ngetrukeun Kanjut Kundang, Guyuban, Hajat BUmi, Ngarak Panganten, Maca She, Ciakciu, dan lain sebagainya.

Babaritan


·        RITUS

Ritus yang dilaksanakan di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Hajat Bumi, Ngaruat Bumi, Nadran, Upacara Adat Nyalin, Muludan Di Maqam Keramat, Bubur Suro, Kelahiran Panglengkep, Ngaruat Panganten dan lain sebagainya.

Adat Nyalin


 

·        TEKNOLOGI TRADISIONAL

Teknologi tradisional yang ada di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Pembuatan Golok Lubuk, Pembuatan Dandang, Pembuatan Gendang, Pembuatan Gerabah, Pembuatan Perahu Wuluku dan lain sebgainya.

Pembuatan Perahu Wuluku 


·        SENI

Kesenian yang ada di Kabupaten Karawang diantaranya meliputi seni tari, seni teater, seni sastra, seni musik, seni film, seni rupa dan seni media.

Seni tari


·        BAHASA

Di Kabupaten Karawang terdapat 5 objek bahasa yang digunakan oleh masyarakat. Namun yang lebih mendominasi adalah bahasa Sunda Karawangan dan Bahasa Jawa Pesisir.

·        PERMAINAN RAKYAT

Permainan rakyat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Rarajaan, Permainan Anak Ucing Cai, Cicina-an, Mainan Panggal, Loncat Tinggi, Congklak, Pletokan, Dampu, Gatrik dan Beklen.




·        OLAHRAGA TRADISONAL

Olahraga tradisional di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Pencak Silat dan Olah Kanuragan.


·        CAGAR BUDAYA

Cagar Budaya yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Bendungan Walahar, Rumah Bersejarah Rengasdengklok, Masjid Agung Karawang, SDN Bungin I (SD Kedaung), Candi Jiwa, Monumen Rawa Gede, Tugu Kebulatan Tekad, Maqom Ki Bagus Rangin, Makam Syeikh Zakaria, dan Makam Raden Anom Wirasuta.


Kamis, 04 Februari 2021

MATKUL ILMU SOSIAL DASAR DOSEN PEMBIMBING BU NURUL KHOTIMAH

nama    :prayoga sejati

kelas   :1KA21

npm     :10120891

 

Bagaimana kehidupan beragama di lingkungan tempat  tinggal kamu?

 

 Jadi setelah saya analisa Kehidupan Beragama khususnya di Pisang Sambo tempat saya tinggal  masih sangat kental dengan rasa kekeluargaan dan rasa persaudaraan. Mereka masih tetap hidup rukun dan terus melaksanakan dan menjalankan budaya dan cara kerja yang sudah sekian ratus tahun terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup mereka masing-masing, saling menghargai dan saling membantu antara sesama warga desa. Mereka bekerja dengan semangat tanpa pamrih. Tanpa terasa persaudaraan dan persamaan sesama warga semakin erat, yang pemimpin mengenal dengan rakyat dan pekerja /buruh, pedagang mengenal dengan supir, kaya mengenal yang miskin yang Islam mengenal yang Kristen begitu juga sebaliknya. Masyarakat Desa Pisang Sambo dapat hidup dan tinggal di lingkungan yang tentram. Untuk itu salah satu cara untuk menjaga lingkungan yang aman damai dan tentram yakni dengan fagogoru yang harus tetap dipertahankan sebagai dasar membangun kehidupan beragama. Kehidupan beragama merupakan kenyataan hidup manusia yang ditemukan sepanjang sejarah masyarakat dan pribadinya.

 

Sejauh mana peran agama mengatur kehidupan di lingkungan sekitar kamu?

Hm jadi saya ambil contoh dari lingkungan tempat saya tinggal yaitu di desa pisang sambo. peran agama di desa pisangsambo ini jadi hal yang begitu penting karena Agama merupakan salah satu pendorong terjadinya kehidupan beragama. Masing-masing agama dengan kepercayaannya selalu menjalankan aktivitas keagamaan, dan tidak mengganggu agama lain. Mereka masing-masing menghargai agama satu dengan agama lain ketika agama yang lain melakukan kegiatan ritual. Dan bahkan mereka juga saling kerja sama dalam melakukan kegiatan ritual tersebut

 

Fungsi apa saja yang dapat dilakukan agama dalam menyatukan masyarakat majemuk di lingkungan sekitarmu?

 

Saling Menjalin Kebersamaan

Baik dalam kondisi susah maupun senang, maka kita bisa untuk tetap menjalin kebersamaan. Jangan biarkan, saudara yang disana sedang susah maka tidak diberikan bantuan yang sesuai. Harus diberikan penanganan yang memang tepat. Padahal, saat ini sudah begitu banyak akses yang bisa dilakukan untuk tetap menjalin kebersamaan.

Tidak hanya pada kondisi senang saja, tetapi saat kondisi susah juga. Tetaplah menjadi bagian dari masyarakat yang memang siap membantu sesama. Jalin kebersamaan sesama masyarakat Indonesia. Jangan sampai, keberagaman ini hilang karena tidak ada jalinan kebersamaan satu sama lainnya. Mulailah dari sekarang!

Tidak Saling Menjatuhkan

Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan. Di Negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari.

Saling Menghargai Keberagaman Masyarkat

Hal utama yang paling penting untuk bisa dilakukan yaitu dengan saling menghargai. Dengan saling menghargai, maka akan memberikan manfaat yang baik. Serta, tidak terjadi permasalahan yang memang tidak diperlukan. Tidak ada manfaat dari permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, jika saling menghargai satu sama lain maka akan sangat bermanfaat.

Cobalah untuk bisa menghargai baik Agama, suku, ras dan golongannya. Jangan jadikan hal tersebut sebagai perbedaan yang mendalam. Justru, sebaiknya bisa digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mencintai keberagaman. Dimanapun anda berada, tetaplah miliki rasa untuk bisa saling menghargai!

 

 

 

MATKUL (SEMESTER 2) ILMU SOSIAL DASAR#