Cari Blog Ini

Selasa, 30 Maret 2021

KONDISI & PERKEMBANAG SASTRA DI ERA 80 AN


Ø  Pengertian  Sastra

Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang dan sebagainya

Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagsan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.

Dalam konteks kesenian,kesustraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian,yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya, sehingga sastra juga disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari,seni lukis, dan sebagainya.

 

Ø  Sejarah Sastra Angkatan 80-an

Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan kesenian Indonesia.

Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.

Kelahiran periode 80-an bersifat mendobrak keberadaan yang dilahirkan dari konsepsi individual yang mengacu pada satu wawasan kelompok. Setelah melewati ujian bertahun-tahun, kata bukanlah alat pengantar pengertian, tetapi adalah pengertian itu sendiri. Kata bebas menentukan diri sendiri, bebas dari penjajahan dan bebas dari ide-ide.

Konsep di atas telah menitikberatkan pada kata. Hal ini sangat menarik dan membawa pada pemikiran yang lain dalam wawasan yang estetik periode 80-an. Periode sebelumnya telah terjadi pergeseran wawasan dan pergeseran estetik khususnya pada kata. Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode 80-an menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.

Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional. Kesusastraan itu adalah alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh dan makna itu hendaknya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.

Periode 80-an lahir dari konsepsi improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil dan bobot maksimal serta baru dari konsep yang menentang pada satu kehidupan. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya. Banyak karya sastra yang dijadikan drama drama radio. Pada periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat. Perfilman Indonesia banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan para sutradara pun aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan percintaan remaja yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai penggemar baik dikalangan muda maupun tua.

 

Ø  Latar Belakang Munculnya Angkatan 80-an

            Sastra 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam aktivitas politik. Mimbar bebas tidak lagi dibolehan dan bahkan indoktrinasi berupa penataran P4 mulai menjadi bagian integral dari kehidupan kampus.

            Politik stabilitas, security approach, normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya ada Horison dan Basis. TIM sebagai pusat kesenian tidak seleluasa dulu, baik dalam masalah dana maupun kegiatan.

            Karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi tersebut. Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.

            Globalisasi dengan ekonomi sebagai panglima menempatkan pusat dunia tidak lagi pada lembar-lembar diskursif sastrawi. Jargon-jargon politik yang hiruk-pikuk dan menakutkan telah berlalu. Mereka digantikan oleh jargon-jargon modisme yang meriah, kerlap-kerlip, dan tidak terasa menakutkan. Ditambah lagi, terdapat ancaman pembredelan-pembredelan terhadap karya sastra dan faktor-faktor keamanan lainnya.

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.

Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Satu di antara ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

Namun, yang tak boleh dilupakan pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.

Sastra popular atau yang lebih dikenal dengan sebutan sastra pop, dianggap sebagai sastra yang esensinya lebih rendah dari sastra non-pop. Sastra pop dianggap tidak memiliki keindahan dari segi pemaknaan karena sekali baca seorang pembaca bisa langsung mengetahui makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tidak seperti sastra non-pop, sastra pop cenderung lebih mengutamakan permintaan pasar daripada keindahan estetik yang tersaji lewat penyampaian maupun makna yang tersirat di dalam karya tersebut.

Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

 

 

Ø  Tokoh-tokoh Angkatan 80-an

Sastra angkatan 80-an tidak mempunyai informasi yang jelas tentang siapa pelopornya. Namun, pada angkatan ini banyak sastrawan yang berperan penting dalam perkembangannya, di antaranya adalah:

1.    Hilman Hariwijaya

Hilman Hariwijaya yang lahir di Jakarta, 25 Agustus1964. Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis Indonesia dan pelopor sastra aliran pop. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel. Kini setelah ia tidak produktif lagi menulis novel, laki-laki yang mengagumi sosok penulis Arswendo Atmowiloto dan Astrid Lindgren ini merambah dunia pertelevisian dengan menulis skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2-3), Melati untuk Marvel, dan lain-lain. Ia juga memroduseri film The Wall.

2.    Marga T

Marga T dikelompokkan sebagai sastrawan angkatan 1980-1990. Satrawati dan dokter ini lahir pada tanggal 27 Januari 1943 di Jakarta. Nama aslinya adalah Marga Tjoa dengan nama lengkap Magaretha Harjamulia, Tjia Liang Tjoe. Semenjak sekolah wanita ini sudah sering mengarang dan sering dimuat di majalah sekolah. Pendidikan terakhir adalah Kedokteran di Universitas Trisakti. Karya pendeknya yang pertama berjudul “Kamar 27”. Saat itu dia berusia 21 tahun. Sedangkan bukunya yang pertama berjudul “Rumahku adalah Istanaku”, yaitu cerita anak-anak yang diterbitkan pada tahun 1969

3.      Nh. Dini

Nh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.

Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.

4.      Mira Widjaja

Bicara tentang novel populer Tanah Air, tentunya nama Mira W tak bisa begitu saja dilupakan. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif menghasilkan novel-novel bertema cinta nan romantis. Pengarang bernama asli Mira Widjaja ini menjelma menjadi satu di antara legenda novel terpopuler di Indonesia. Puluhan judul novel telah membanjiri dunia novel populer, bahkan beberapa di antaranya sudah dicetak ulang berkali-kali.

5.    Ahmadun Yosi Herfanda

Ahmadun Yosi Herfanda yang juga ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari1958 adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia. Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia dan jurnalis yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Namun, penyair Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak-sajak sosial-religius. Sementara, cerpen-cerpennya bergaya karikatural dengan tema-tema kritik sosial. Ia juga banyak menulis esei sastra.

6. Y.B Mangunwijaya

Burung-burung Manyar (1981)

7. Darman Moenir

Bako (1983)

Dendang (1988)

8. Budi Darma

Olenka (1983)

Rafilus (1988)

 

   Karakteristik Sastra Angkatan 80-an

Setiap angkatan sastra mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan yang lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:

1.        puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul “Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib;

2.        sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;

3.        sastrawan menggunakan konsep improvisasi;

4.        karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;

5.        menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;

6.        bahasa yang digunakan  realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;

7.        terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;

8.        mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflikdengan pemikiran timur;

9.        didominansi oleh roman percintaan;

10.    novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.

 

    Kualitas Sastra Angkatan 80-an

Setiap angkatan karya sastra pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti  padaa ngkatan 80-an.

a.    Kelebihan karya sastra angkatan 80-an:

1)      Memiliki wawasan estetik yang luas;

2)      bertema tentang roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi pembacanya;

3)      menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra;

4)      periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional;

5)      para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya;

6)      periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat dan;

7)      karyasastraera 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop.

b.   Kekurangan karya sastra angkatan 80-an:

1)      Karya sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik;

2)      karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi;

3)      sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.

 

Ø  Karya-karya Angkatan 80-an

Tokoh angkatan 80-an dapat dikenal melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya. Berikut adalah beberapa karya sastra pada angkatan 80-an

 

  • Hilman Hariwijaya

Berikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman Hariwijaya, di antaranya:

v  Lupus

Lupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui cerpen di majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus berprofesi sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu. Hilman juga merilis buku Lupus Kecil dan Lupus ABG sebagai wujud Lupus di masa SD dan SMP, yang ditulis bersama Boim LeBon. Seri ini telah menghasilkan 5 film layar lebar dan sinetron dari 52 buku yang ada, dengan Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, Irgy Ahmad Fahrezy dan Attar Syah yang berperan sebagai Lupus.

v  Vanya

Vanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra pada tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta yang kuliah di Bandung. Buku ini telah disinetronkan dan diperankan oleh Astrid Tiar.

v  Keluarga Hantu

Keluarga Hantu adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim. Mengisahkan tentang Luyut, anak hantu yang ingin mencoba bergaul dengan manusia. Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk (ibu)

v  Lulu

Lulu adalah pemekaran dari cerita Lupus, tokoh sang adik. Buku ini ditulis Hilman bersama Boim LeBon dan Gusur Adhikarya.

v  Olga

Olga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, dan Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.

v  Vladd

Vladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra. Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang genius.

Selain buku, Hilman Hariwijaya juga menciptakan sinematografi. Beberapa judulnya antara lain Topi-Topi Centil (sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak tahun 1989, Makhluk Manis Dalam Bis tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar tahun 1992, Lupus 5, Olga dan Sepatu Roda tahun 1990, Valentine Kasih Sayang Bagimu tahun 1992, Dealova tahun 2005, The Wall tahun 2007, Anak Ajaib tahun 2008, Suka Ma Suka tahun 2009, Rasa tahun 2009, Cinta Fitri season 1-3, Melati untuk Marvel, Suci, Dan, Kisah Sedih di Hari Minggu, Kisah Kasih di Sekolah, Khanza, Lupus Milenia, Lupus, Satu Cincin Dua Cinta, Cerita Cinta, Vanya, Olga, Cinta 7 Susun – 2013, Putri Nomor 1, dan Fortune Cookies

v  Nh. Dini

Peraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.

Beberapa Karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita.

v  Mira Widjaja

Novel Mira Widjaja yang paling terkenal berjudul “di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi” yang diterbitkan pada tahun 1980. Ia terus menghasilkan karya, berkiblat pada penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha Christie, Y. B. Mangunwijaya dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.

Hingga tahun 1995, Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel, kebanyakan di antaranya telah diangkat menjadi film dan sinetron, termasuk Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan Desember.

v  Ahmadun Yosi Herfanda

Karya-karya Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison, Ulumul Qur'an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University, A.S., 2001), Waves of Wonder (The International Library of Poetry, Maryland, A.S., 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets’ Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).

Beberapa kali sajak-sajaknya dibahas dalam "Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara Jerman" (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor Kucing, memenangkan satu di antara penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988 Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan dalam Paradoks Kilas Balik (Radio Nederland, 1989). Tahun 1997 ia meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an, antara lain:

  • Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980),
  • Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati, Nusa Indah, Ende, 1984),
  • Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika Indonesia, 1986).

·        Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990),

  • Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1997),
  • Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, Forum Sastra Bandung, 1997),
  • Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997),
  • Ciuman Pertama untuk Tuhan (kumpulan puisi, bilingual, Logung Pustaka, 2004),
  • Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004),
  • Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing, 2004),
  • The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, Bening Publishing, 2005),
  •  Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial, Jakarta Publishing House, 2006),
  • Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, Jakarta Publishing House, 2006).
  • Yang Muda yang Membaca (buku esai panjang, Kemenegpora RI, 2009).
  • Sajadah Kata (kumpulan puisi, Pustaka Littera, 2013).


Marga T

  Daftar berikut ini memuat sebagian dari karya Marga Tjoa:

no

judul

tahun

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir

Tesa

Sembilu Bermata Dua

Setangkai Edelweiss

Untukmu Nana

Saskia: sebuah trilogi

Bukit Gundaling

Rahasia Dokter Sabara

Saga Merah

Fatamorgana

Monik: sekumpulan cerpen

Sebuah Ilusi

Lagu Cinta: kumpulan cerpen

1990

1990

1989

1988

1986

1987

1987

1987

1987

1988

1988

1988


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 







ü  Simpulan

     Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional. Angkatan  80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari militer.

 

REFERENSI

Galang, Anandya. 2008. “Sastra Angkatan 80-an.”. (http://anandyaga.blogspot.com/2012/09/sastra-angkatan-80an.html,

Manda, Nursyam. 2009. “Karakteristik Karya Sastra.”          (http://makallahkarakteristikkaryasastraa.blogspot.com,).

 

      Arasy, Bernika Nur. 2008. “Perbedaan antara Sastra Pop dengan Sastra Nonpop.” (Online). (http://arasshehe.blogspot.com/2011/03/perbedaan-antara-sastra-pop-dengan.html, diakses 24 Februari 2014).

            Budiawan, Agus. 2009. “Persinggungan Sastra Pop dan Nonpop.” (Online). (http://agusbudiawan.wordpress.com/2013/08/24/persinggungan-sastra-pop-dan-non-pop, diakses 24 Februari 2014).

            Galang, Anandya. 2008. “Sastra Angkatan 80-an.” (Online). (http://anandyaga.blogspot.com/2012/09/sastra-angkatan-80an.html, diakses 24 Februari 2014).

            Manda, Nursyam. 2009. “Karakteristik Karya Sastra.” (Online). (http://makallahkarakteristikkaryasastraa.blogspot.com, diakses 24 Februari 2014).

            Mihardja, Achdiat. 2009. “Periodisasi Sastra Indonesia dan Latar Belakang.” (Online). (http://sesarjackson.blogspot.com/2013/05/periodisasi-sastra-indonesia-dan-latar.html, diakses 24 Februari 2014).

            Padi, Editorial. 2013. “Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia.” CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur: Jakarta.

            Pujangga, Near. 2010. “Pemetaan Beragam Tentang Periodisasi Sastra Indonesia.” (Online). (http://nearpunyakumpulanbahasadansastra.blogspot.com/ 2011/01/menelaah-karya-sastra-indonesia-periode.html, diakses 24 Februari 2014).

            Rahayu, Tri Wani. 2011. “Perbedaan, Ciri-ciri dan Contoh Karya Sastra.” (Online). (http://catatanbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/perbedaan-ciri-ciri-dan-contoh-karya.html, diakses 24 Februari 2014).

            Rialdi, Fahmi. 2006. “Bahasa Sastra.” (Online). (http://soulmate9.wordpress.com/bahasa-sastra/ diakses 24 Februari 2014).

            Smanssa, Basasina. 2012. “Angkatan Sastra Indonesia.” (Online). (http://basasinasmanssa.blogspot.com/2010/11/angkatan-sastra-indonesia.html

Sabtu, 20 Maret 2021

KONSEP BUDAYA DALAM KESUSASTRAAN

KONSEP BUBAYA DALAM KESUSASTRAAN







 Tujuan dari karya ilmiah ini adalah bagaimana mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan.

Konsep Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .

Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humans). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.


Pokok-Pokok Yang Terkandung Dari Beberapa Definisi Kebudayaan


  • Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
  • Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
  • Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
  • Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,



Budaya Daerah Dan Budaya Nasional


Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan

  • Sistem Religi/ Kepercayaan
  • Sistem organisasi kemasyarakatan
  • Ilmu Pengetahuan
  • Bahasa dan kesenian
  • Mata pencaharian hidup
  • Peralatan dan teknologi

 

Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan …

meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya: Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .

Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur ekonomi dapat saja mencatat angka-angka … Ada benang merah yang menyatukan konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat.



Pendekatan Pada Bidang Kesusastraan


Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.

Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.

Ilmu budaya dasar yang nama sebenarnya adalah Basic Humanities, yaitu berasal dari bahasa Inggris yakni the humanities. Istilah ini berasal pula dari bahasa latin Human us yang artinya manusiawi, berbudaya dan halus.

Seni sangat berkaitan erat dengan masalah kemanusiaan. Karena seni adalah ekspresi yang bersifat tidak normatif, menjadikan seni lebih mudah berkomunikasi. Oleh sebab itu nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Sebab masalah kemanusiaan merupakan masalah yang sangat penting, yang perlu diperhatikan pula oleh mahasiswa.

Tujuan utama mata kuliah ini adalah supaya mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo human us yang lebih baik.



Nilai-Nilai Kemanusiaan Dalam Prosa Fiksi


Prosa biasa dikenal dengan fiksi dan sering diartikan sebagai cerita rekaan. Di dalam kesusastraan bahasa Indonesia, ada dua macam prosa yaitu:

Prosa lama:

  • dongeng
  • hikayat
  • sejarah
  • epos
  • cerita pelipur lara

Prosa baru:

cerita pendek: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya, mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.
roman / novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
kisah: Satuan naratif yang sering kali dibedakan dari cerita,seperti “Kisah Abdullah dari Singapura ke Kelantan”.
otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya (dikarang bersama dengan penulis lain disebutkan sebagai “sebagaimana” atau “dengan”).



Nilai Yang Terkandung Dalam Prosa Fiksi 


Sebagai seni yang berpondasi cerita, pasti dan harus dalam karya sastranya mengandung nilai-nilai moral, pesan, dan berbagai cerita. Adapun point-point yang dapat kita peroleh melalui membaca prosa, antara lain :

  • prosa fiksi memberikan rasa gembira atau senang
  • prosa fiksi memberikan suatu informasi di dalamnya
  • prosa fiksi memberikan warisan budaya
  • prosa dapat memberikan suatu penyesuaian wawasan.

Sebagai bagian dari seni, yang lebih menekankan pada cerita. Mau tidak mau karya sastra ini langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain dalam Prosa Fiksi mengandung beberapa nilai yakni

1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut

2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.

3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi dan warisan budaya bangsa.

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.



Items Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi


Puisi adalah Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bermacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.



 Jadi Bahwasanya keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan perantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.

Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan Seni Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni di dalamnya.

Kenyataan bahwa bangsa Indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya .
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.

 

 

Selasa, 16 Maret 2021

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

menggambarkan sudut pandang manusia dan kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.

Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan kita sadri manusia merusak kebudayaan yang telah diciptakannya itu. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia Hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.

kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative. Oleh karena itu manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif)

sebagai contoh saya akan menggambarkan sudut pandang manusia dan kebudayaan dari kota karawang

PROFIL

kabupaten karawang banyak mendapat julukan seperti kota pangkal perjuangan,kota industri,dan kota lumbung padi, selain itu kota karawang sangatlah kompleks dari kultur,budaya,seni,peristiwa,dan sejarah. Kabupaten Karawang merupakan wilayah pesisir pantai utara Jawa bagian barat dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Kabupaten Karawang terletak di titk koordinat 107o02 – 107o40 BT dan 5o562 – 6o34 LS. Berdasarkan data historis, Kabupaten Karawang disimpulkan memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Penelitian menunjukkan bahwa Karawang berawal dari sebuah emporium (pelabuhan) yang bernama Ko-ying, yang kemudian masuk ke dalam kekuasaan Kerajaan Tarumanagara pada abad 3 – 6, dan diteruskan oleh Kerajaan Sunda pada abad 7 – 15. Berita Portugis yang tercantum dalam Decadas da Asia mencatat bahwa Karawang merupakan salah satu pelabuhan utama milik Kerajaan Sunda (Pajajaran) yang berpusat di Pakuan (Bogor).

CORAK BUDAYA

Kebudayaan Karawang yang telah terbentuk selama ribuan tahun menampilkan corak khas yang menunjukkan adanya akulturasi budaya yang kuat. Hal itu didasari oleh lokasi Karawang yang strategis, dan disinggahi banyak orang dari berbagai latar belakang yang berbeda sehingga sejak dulu Karawang sudah menjadi kota penuh warna dengan percampuran bahasa, adat istiadat, dan keyakinan. Meskipun secara umum kebudayaan Karawang lebih didominasi oleh Sunda, tetapi kebudayaan seperti Jawa, Cina dan Melayu juga berkembang cukup baik di Karawang. Latar belakang percampuran berbagai kebudayaan yang berbeda seperti itu pada akhirnya menjadikan Masyarakat Karawang sebagai Masyarakat Egaliter, Demokratis dan Toleran. Semua jenis kebudayaan dan seni berkembang tanpa ada gejolak, baik yang berasal dari Sunda, Jawa, Cina ataupun Melayu. Seni Barongsai dapat berpadu harmonis dengan Seni Sisingaan. Ritual Sunda Kuno seperti babarit dan Hajat Bumi dilaksanakan dalam balutan ke-Islaman yang kental.

Kabupaten Karawang memiliki banyak keragaman budaya tradisional dan ritus adat yang berkaitan erat dengan latar belakang budayanya sebagai Masyarakat Agraris. Budaya penghormatan kepada Sri Pohaci banyak mempengaruhi prosesi ritual sebagian masyarakat Karawang, dan menjadi bagian tak terpisahkan bagi kehidupan    sehari – hari sebagian orang. Dengan kondisi alam Karawang yang subur dan banyak dipergunakan menjadi pertanian, maka budaya agraris dengan pengaruh keyakinan Sunda Kuno berkembang luas di berbagai pelosok Kabupaten Karawang.

OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN

·        MANUSKRIP

Manuskrip yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Damarwulan, Gempol Kolot, Kitab Kuno Jurumi’ah, Wawancara Kiansantang, Naskah Syech Abidin Ciranggon, Naskah Surat Al-Zaljala, Babad Karawang, Jajaluk Sunda, dan Manggung Jaya

GEMPOL KOLOT


·        TRADISI LISAN

Tradisi lisan yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Mitos Larangan Makan Kepala Ayam, Aya Gempa, Mantra, Minta Turun Hujan dan lain sebagainya.


·        ADAT ISTIADAT

Adat Istiadat yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya meliputi adat pernikahan, adat syukuran, adat kematian, kehamilan, adat pertanian, dan melahirkan. Adat isitiadat tersebut diantaranya adalah Babaritan, Ngetrukeun Kanjut Kundang, Guyuban, Hajat BUmi, Ngarak Panganten, Maca She, Ciakciu, dan lain sebagainya.

Babaritan


·        RITUS

Ritus yang dilaksanakan di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Hajat Bumi, Ngaruat Bumi, Nadran, Upacara Adat Nyalin, Muludan Di Maqam Keramat, Bubur Suro, Kelahiran Panglengkep, Ngaruat Panganten dan lain sebagainya.

Adat Nyalin


 

·        TEKNOLOGI TRADISIONAL

Teknologi tradisional yang ada di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Pembuatan Golok Lubuk, Pembuatan Dandang, Pembuatan Gendang, Pembuatan Gerabah, Pembuatan Perahu Wuluku dan lain sebgainya.

Pembuatan Perahu Wuluku 


·        SENI

Kesenian yang ada di Kabupaten Karawang diantaranya meliputi seni tari, seni teater, seni sastra, seni musik, seni film, seni rupa dan seni media.

Seni tari


·        BAHASA

Di Kabupaten Karawang terdapat 5 objek bahasa yang digunakan oleh masyarakat. Namun yang lebih mendominasi adalah bahasa Sunda Karawangan dan Bahasa Jawa Pesisir.

·        PERMAINAN RAKYAT

Permainan rakyat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Rarajaan, Permainan Anak Ucing Cai, Cicina-an, Mainan Panggal, Loncat Tinggi, Congklak, Pletokan, Dampu, Gatrik dan Beklen.




·        OLAHRAGA TRADISONAL

Olahraga tradisional di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Pencak Silat dan Olah Kanuragan.


·        CAGAR BUDAYA

Cagar Budaya yang terdapat di Kabupaten Karawang diantaranya adalah Bendungan Walahar, Rumah Bersejarah Rengasdengklok, Masjid Agung Karawang, SDN Bungin I (SD Kedaung), Candi Jiwa, Monumen Rawa Gede, Tugu Kebulatan Tekad, Maqom Ki Bagus Rangin, Makam Syeikh Zakaria, dan Makam Raden Anom Wirasuta.


MATKUL (SEMESTER 2) ILMU SOSIAL DASAR#